Senin, 20 Juli 2009

MANTAN PEMAIN Stop Kekerasan Sepakbola

Kamis, 8 September 2005
JAKARTA (Suara Karya): Stop kekerasan di pertandingan sepakbola. Forum mantan pemain nasional meminta semua pihak, terutama PSSI agar menghentikan kekerasan yang terjadi di kompetisi Liga Indonesia, Piala Indonesia, Divisi I dan II. Kerusuhan antar pemain, penganiayaan terhadap wasit, pengaturan skor dinilai sudah sangat mencemaskan.

"Kami sangat prihatin maraknya kekerasan di sepakbola kita. Kalau kondisi ini tidak segera dihentikan, bukan tidak mungkin berdampak buruk terhadap sepakbola. Para orang tua akan takut anaknya bermain sepakbola. PSSI harus menjaga wibawanya, bertindak tegas agar kerusuhan antar pemain, penganiayaan wasit, pengaturan skor bisa diberantas," ujar mantan striker tim nasional era 1975-an Ronny Patinasarani.

Sinyo Aliandoe menegaskan, dalam rangka pertandingan babak delapan besar Liga Indonesia yang akan dimulai Jumat (16/9) di dua kota, Jakarta dan Jayapura, PSSI, panitia pelaksana harus benar-benar menjaga keselamatan para pemain sejak mereka datang di lapangan hingga pulang sehabis pertandingan.

Menurut Sinyo, kerusuhan antar pemain, kebrutalan suporter, penganiayaan wasit yang memimpin pertandingan, pengaturan skor, di mana setiap tuan rumah selalu harus menang, sudah mencemaskan.

Kebijaksanaan PSSI yang membolehkan penggunaan lima pemain asing di sebuah klub harus ditinjau ulang. Karena terlalu banyak, menutup pemain lokal untuk tumbuh berprestasi bagus. Sementara pemain luar negeri yang berlaga di kompetisi sepakbola Indonesia kualitasnya tidak jelas. Para pemain impor itu tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi para pemain lokal.

"Kualitas mereka sebagian besar jelek, Bahkan permainannya pun kasar. Pada saat latihan sering kali melawan pelatihnya. Saya minta PSSI serius mengatasi masalah ini," kata om Sinyo panggilan akrab Sinyo Aliandoe. (Yon P)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar