JAKARTA-Berbagai aksi kekerasan yang terjadi dalam persepakbolaan nasional sekarang, yang sudah mengarah pada vandalisme, diyakini tak terlepas dari cerminan tidak kondusifnya suasana di otoritas tertinggi sepak bola nasional. Karena itu, diperlukan pembenahan menyeluruh pada organisasi tersebut.
"Jangan sampai kompetisi di Divisi Utama, Divisi I maupun Divisi II dijadikan ajang 'balas dendam'." Demikian salah satu intisari dari pertemuan sejumlah mantan pemain nasional, yang dilakukan Rabu (7/9) kemarin di Restoran Putt Putt Golf di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Hadir pada pertemuan ini pemain-pemain nasional tahun 1960-an sampai 1980-an, yang sebagian besar sudah menjadi pelatih. Mereka antara lain Bob Hippy, Sinyo Aliandoe, Ronny Pattinasarany, Sutan Harhara, Bambang Nurdiansyah, Nobon, Herry Kiswanto, Andi Slamet, dan Ronny Tanuwijaya.
Menurut Sinyo Aliandoe, kekerasan yang terjadi dalam kompetisi sepak bola nasional, baik itu di Divisi Utama, Divisi I, Divisi II atau Piala Indonesia, sudah sangat memprihatinkan dan merisaukan. Hal ini disebutya tak terlepas dari tidak adanya kewibawaan dari perangkat pertandingan. Kurang wibawanya perangkat pertandingan itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari adanya carut-marut yang terjadi di kepengurusan PSSI.
Perubahan
Andi Slamet bahkan menegaskan, situasi carut-marut itu akan terus terjadi seandainya tidak terjadi perubahan dalam kepengurusan PSSI sekarang ini. Dalam kaitan itu, Andi Slamet menyarankan perlunya dilakukan pergantian dalam kepengurusan PSSI saat ini. "Sekarang ini sudah tak bisa lagi dipertahankan," katanya.
Sinyo dan Ronny Pattinasarany lebih jauh menegaskan tentang perilaku pemain asing yang ikut memperburuk citra sepakbola Indonesia sekarang. Sebagian besar pemain asing yang berkompetisi di Divisi Utama dan Divisi I dinilai tidak melalui pemilihan yang selektif. "Ini yang harus dicermati," kata Ronny.
Herry Kiswanto yang saat ini menangani Persikabo Kabupaten Bogor, melukiskan bagaimana keselamatannya sangat terancam karena dikejar-kejar oleh pendukung Persemai Dumai. (wgm-22)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar