Senin, 17 Maret 2008
JAKARTA - Pendukung-pendukung Nurdin Halid yang menjadi pengurus di PSSI mulai retak dan mereka mulai saling ’sikut’. Bahkan ada yang membeberkan kepada wartawan tentang surat ultimatum dari AFC yang meminta PSSI segera melakukan pemilihan ulang ketua umum PSSI selambat-lambatnya tanggal 4 Agustus mendatang.
Tersebarnya surat ultimatum dari konfederasi sepak bola Asia, AFC itu, merupakan indikasi mulai terjadi keretakan di tubuh PSSI. Sebagian pengurus mulai risih dengan sikap bertahannya Nurdin Halid meski FIFA telah mendesak PSSI untuk segera menggantinya dan memilih ketua umum baru.
Pengamat sepakbola Sinyo Aliandoe menanggapi surat dari AFC bertanggal 6 Maret yang ditandatangani Sekretaris Jenderal AFC Dato Paul Mony Samuel itu, merupakan sinyal bahwa PSSI, terutama Nurdin Halid harus legawa dan melakukan pemilihan ketua umum baru.
’’Surat tersebut seharusnya tersimpan rapat, tetapi tampaknya sengaja dibocorkan. Ini juga menandakan pendukung Nurdin Halid tidak lagi solid. Mulai muncul keretakan di PSSI,’’ katanya.
Surat AFC bernomor AFC/ PSSI/MBH/CMP-legal 08 itu memberi tenggat 4 Mei kepada PSSI untuk menyelesaikan revisi Pedoman Dasar (statuta PSSI) serta melakukan kongres pemilihan pengurus paling lambat 4 Agustus 2008. Menurutnya, Nurdin Halid memang tidak bisa lagi bertahan karena FIFA ataupun AFC sudah tidak mengakuinya.
’’Ini di luar perkiraannya (Nurdin Halid). Sebelumnya, ia mengira bakal mendapat dukungan dari AFC, namun nyatanya justru AFC memperkuat posisi FIFA yang tidak mengakui Nurdin Halid dan menghendaki PSSI segera melakukan pemilihan ulang ketua umum,’’ ujar Sinyo.
Ditambahkan mantan pelatih nasional itu, sikap ngotot Nurdin hanya akan membahayakan persepakbolaan Indonesia. ’’Akan ada tindakan, seperti negaranegara lain. Tindakannya jelas, pembekuan, jika PSSI tidak mematuhi tenggat yang telah ditentukan tersebut,’’ ujarnya.
Pesimistis
Anggota Komite Eksekutif PSSI, Haruna Soemitro, tidak berani berkomentar soal surat AFC itu. Ia mengatakan, di antara anggota Komite Eksekutif ada kesepakatan, yang boleh berbicara hanya juru bicara PSSI, Mafirion. Saat ingin dikonfirmasi kemarin, Mafirion tak bisa dihubungi.
Mafirion, melalui pesan singkat SMS, mengungkapkan, tak ada perkembangan baru terkait revisi Pedoman Dasar PSSI. ’’Enggak ada yang mesti saya jawab. Saat ini tidak ada hal baru,’’ kata Mafirion. Penegasan Mafirion ini disampaikan sekitar sepekan setelah surat AFC dikirim kepada PSSI.
Haruna hanya menyatakan, ia pesimistis, batas waktu yang diberikan AFC atau FIFA untuk menyelesaikan revisi statuta bisa dipenuhi. ’’Untuk mengesahkan Pedoman Dasar perlu Munaslub (musyawarah nasional luar biasa) dan kalau harus selesai Mei sangat sulit,’’ katanya.
Berneda dengan Haruna, Sinyo mengatakan, jika ada niat baik dari PSSI, revisi statuta tidak membutuhkan waktu terlalu lama. Menurut dia, lamanya penyelesaian revisi tampaknya sengaja dilakukan PSSI.
’’PSSI sepertinya mengulurulur waktu penyelesaian revisi statuta, kalau niat, seminggu juga bisa selesai. Seperti tahun 2004 lalu, saat perubahan Anggaran Dasar PSSI yang telah berlaku selama puluhan tahun diubah menjadi Pedoman Dasar, hanya butuh sekitar seminggu.’’
’’Kenapa sekarang tidak bisa? Lagi pula, AFC sudah memberikan tuntunan dengan 26 pasal yang harus diubah,’’ lanjutnya. Ce-did
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar